Adalah
suatu fakta yang telah diterima secara luas bahwa coal treatment akan membawa
dampak positif bagi lingkungan, termasuk di dalamnya adalah menurunkan emisi SO2,
NOx, partikel dan CO2, melalui penyediaan batubara dengan kualitas
yang bersih (clean coal) secara konsisten pada proses utilisasi di downstream.
Batubara
mempunyai sifat dan content yang sangat heterogen, dan masing-masing berbeda antara
batubara disatu negara dengan negara lainnya, satu tambang dan tambang lainya,
bahkan dari satu lapisan dan lapisan batubara lainya. Pengotor utama adalah
kadar abu pembentuk mineral dan kadar belerang, yang dalam beberapa hal
menyelingi lapisan batu bara, ada pula melalui proses penambangan, dan terutama
senyawa organik sulfur, nitrogen dan garam mineral – yang terikat secara
organik pada batubara.
Pengotor ini mempengaruhi sifat batubara dan proses pembakaran,
termasuk sifat dari emisi gas buang dan residu pembakaran.
Coal beneficiation atau proses persiapan, yang
juga sering diistilahkan dengan pembersihan batubara atau
pencucian batubara, ditujukan
untuk memisahkan dan mengeluarkan
pengotor sebesar mungkin dan layak secara ekonomis. Coal
beneficiation bertujuan untuk memisahkan batubara dari
pengotor terutama dengan menggunakan perbedaan masa jenis. Proses
persiapan batubara secara fisik
bertujuan untuk membuang pengotor
anorganik dan membiarkan pengotor yang
terikat secara organik pada batubara. Belerang (Sulphur) adalah target utama untuk mengurangi emisi sulfur dioksida (SO2) yang
mengikuti pembakaran. Ini adalah komponen
anorganik (partikel pirit),
dan organik terikat.
Coal beneficiation mungkin pada prinsipnya ditujukan
kepada batubara
bituminous dan antrasit,
yang mencapai sekitar dua pertiga dari
produksi batubara di seluruh dunia.
Sekitar sepertiga sisanya dicuci. Di antara negara produsen terbesar batubara, umumnya
batubara dari Amerika Serikat, Australia dan Afrika Selatan telah dicuci/dibersihkan sesuai batasan keekonomian, sedangkan di China, India, Rusia, Polandia dan beberapa
negara produsen yang kecil,
terdapat ruang untuk peningkatan penggunaan Coal
beneficiation (Ghosh 2007).
Batubara
Lignite dan sub-bituminous
menimbulkan masalah yang berbeda. Meskipun kadar abu dan belerangnya rendah,
batubara dikelas ini mengandung kadar air (kelembaban) yang tinggi, antara 20%
- 60%. Hal ini akan menyebabkan berbagai
macam masalah pada boiler berbahan
bakar batubara, yang membutuhkan lebih banyak energi dan
menyebabkan pabrik menjadi lebih tinggi, serta membutuhkan perawatan burner dan pipa batubara.
Teknik Coal beneficiation termasuk pengeringan batubara secara efisien dan
biaya seefektif mungkin.
Masalah lain dengan rendah peringkat
batubara adalah pembakaran spontan. Kerentanan ini
meningkat dengan waktu penyimpanan dan berbanding terbalik dengan
peringkat batubara dan juga moisture content. Konsekuensinya, pengeringan batubara sebaiknya dilakukan
segera sebelum pembakaran.
0 komentar:
Post a Comment