Pages

Terpopuler

Terpopuler

Wednesday, October 10, 2012

Metode Klasifikasi Batubara


Klasifikasi batubara merupakan suatu penggolongan batubara sesuai dengan derajat penguraian bakteri dalam suasana anaerobic, pelapukan (coalification) secara alami dari Brown Coal (low rank) menjadi Antrasit (high rank), yang ditunjukan oleh sifat fisika dan kimiawi yang dimilikinya. Beberapa metode klasifikasi batubara, antara lain :

Metode ASTM (American Standard Testing Material)
         Dalam penentuan jenis tingkatan batubara menurut klasifikasi ASTM ini didasarkan atas persentase karbon padat dan nilai kalori (dalam btu/lb), yang dihitung berdasarkan basis Dry Mineral Matter Free (dmmf)
Tabel Klasifikasi Batubara Berdasarkan ASTM
Class
Group
Fixed Carbon % , dmmf
Volatile Matter Limits, % , dmmf
Calorific Value Limits BTU per pound (mmmf)
Less
Than
Greater
Than
Less
Than
Agglomerating Character
I. Anthracite
1.Meta-anthracite
98


2


Non-
agglomerating

2.Anthracite

92
98
2
8
3.Semianthracite C

86
92
8
14
II. Bituminous
1.Low volatile bituminous coal
78
86
14
22



Commonly
Agglomerating
2.Medium volatile bituminous coal
69
78
22
31


3.High volatile A bituminous coal

69
31

14000

4.High volatile B bituminous coal




13000
14000
5.High volatile C bituminous coal




11500
13000
 Agglomerating





10500
11500

III. Sub-
bituminous
1.Subbituminous A coal




10500
11500

 Non-
agglomerating
2.Subbituminous B coal




9500
10500
3.Subbituminous C coal




8300
9500
IV. Lignite
1.Lignite A




6300
8300


1.Lignite B





6300
Sumber : Annual Book of ASTM Standard

Metode NCB (National Coal Board)
         Pengklasifikasian batubara menurut standar ini menyatakan angka dan uraian, dimana kriteria untuk kelas-kelas adalah kandungan zat terbang (VM) pada basis Dry Mineral Matter Free (dmmf) dan Gray-King Coke Type..

Metode Coal Classification Scheme (ISO)
         Klasifikasi ISO dipergunakan untuk industri kokas dan pembangkit listrik. Klasifikasi ISO didasarkan pada kandungan VM batubara dalam dry ash free (daf), nilai muai bebas (free swelling index (FSI)) atau Roga index, dan Gray King Coke Type.  

Metode Australia Classification
         Klasifikasi batubara Australia didasarkan pada VM, FSI, Gray King Coke Type dan kandungan ash. Parameter ash penting bagi klasifikasi ini, karena batubara Australia memiliki kadar ash tinggi. 

Metode ECE Classification
         ECE membuat sistem klasifikasi yang dapat dipergunakan secara luas, pada tahun 1965 yang kemudian menjadi standar international. Sistem ini mengelompokkan batubara dalam class, group dan sub-group. Coal class mempergunakan CV atau VM sebagai patokan; Coal group mempergunakan Gray-King coke type atau maximum dilatation pada Audibert-Arnu dilatometer test sebagai patokan; sedangkan coal sub-group mempergunakan Crucible swelling number dan Roga test sebagai patokan.
         Sistem ini mampu menunjukkan coal rank dan potensi penggunaannya, terutama coal group dan coal sub-group yang menjelaskan perilaku batubara jika dipanaskan secara perlahan maupun secara cepat sehingga dapat memberikan gambaran kemungkinan penggunaannya. Pada tahun 1988 sistem ini dirubah dengan lebih menekankan pada pengukuran petrographic. Saat ini, sistem ini didasarkan pada vitrinite reflectance dan reflectrogram, komposisi maceral, FSI, VM, ash, sulfur, dan gross CV.

Metode Fuel Ratio
      Klasifikasi berdasarkan perbandingan antara prosentase karbon tertambat dengan presentase zat terbang dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

0 komentar:

Post a Comment