Metode Klasifikasi Batubara
Klasifikasi batubara
merupakan suatu penggolongan batubara sesuai dengan derajat penguraian bakteri
dalam suasana anaerobic, pelapukan (coalification) secara alami
dari Brown Coal (low rank) menjadi Antrasit (high rank),
yang ditunjukan oleh sifat fisika dan kimiawi yang dimilikinya. Beberapa metode klasifikasi batubara, antara lain :
Metode
ASTM (American Standard Testing
Material)
Dalam penentuan jenis tingkatan batubara menurut klasifikasi
ASTM ini didasarkan atas persentase karbon padat dan nilai kalori (dalam
btu/lb), yang dihitung berdasarkan basis Dry Mineral Matter Free (dmmf)
Tabel Klasifikasi Batubara Berdasarkan ASTM
Class
|
Group
|
Fixed
Carbon % , dmmf
|
Volatile
Matter Limits, % , dmmf
|
Calorific
Value Limits BTU per pound (mmmf)
|
||||
≥
|
Less
Than
|
Greater
Than |
≤
|
≥
|
Less
Than
|
Agglomerating
Character
|
||
I.
Anthracite
|
1.Meta-anthracite
|
98
|
2
|
Non-
agglomerating
|
||||
2.Anthracite
|
92
|
98
|
2
|
8
|
||||
3.Semianthracite C
|
86
|
92
|
8
|
14
|
||||
II.
Bituminous
|
1.Low
volatile bituminous coal
|
78
|
86
|
14
|
22
|
Commonly
Agglomerating
|
||
2.Medium
volatile bituminous coal
|
69
|
78
|
22
|
31
|
||||
3.High
volatile A bituminous coal
|
69
|
31
|
14000
|
|||||
4.High
volatile B bituminous coal
|
13000
|
14000
|
||||||
5.High
volatile C bituminous coal
|
11500
|
13000
|
Agglomerating
|
|||||
10500
|
11500
|
|||||||
III. Sub-
bituminous
|
1.Subbituminous
A coal
|
10500
|
11500
|
Non-
agglomerating
|
||||
2.Subbituminous
B coal
|
9500
|
10500
|
||||||
3.Subbituminous
C coal
|
8300
|
9500
|
||||||
IV. Lignite
|
1.Lignite A
|
6300
|
8300
|
|||||
1.Lignite B
|
6300
|
Sumber : Annual Book of ASTM Standard
Metode NCB (National Coal Board)
Pengklasifikasian
batubara menurut standar ini menyatakan angka dan uraian, dimana kriteria untuk
kelas-kelas adalah kandungan zat terbang (VM) pada basis Dry Mineral Matter
Free (dmmf) dan Gray-King Coke Type..
Metode Coal Classification Scheme (ISO)
Klasifikasi ISO dipergunakan untuk industri kokas dan
pembangkit listrik. Klasifikasi ISO didasarkan pada kandungan VM batubara dalam
dry ash free (daf), nilai muai bebas
(free swelling index (FSI)) atau Roga
index, dan Gray King Coke Type.
Metode
Australia
Classification
Klasifikasi batubara Australia didasarkan pada VM, FSI, Gray King Coke Type dan kandungan ash. Parameter ash penting bagi klasifikasi ini, karena batubara Australia
memiliki kadar ash tinggi.
Metode
ECE Classification
ECE membuat sistem klasifikasi yang dapat dipergunakan
secara luas, pada tahun 1965 yang kemudian menjadi standar international.
Sistem ini mengelompokkan batubara dalam class,
group dan sub-group. Coal class mempergunakan CV atau VM
sebagai patokan; Coal group
mempergunakan Gray-King coke type
atau maximum dilatation pada Audibert-Arnu dilatometer test sebagai patokan;
sedangkan coal sub-group
mempergunakan Crucible swelling number
dan Roga test sebagai patokan.
Sistem ini mampu menunjukkan coal rank dan potensi penggunaannya,
terutama coal group dan coal sub-group yang menjelaskan perilaku
batubara jika dipanaskan secara perlahan maupun secara cepat sehingga dapat
memberikan gambaran kemungkinan penggunaannya. Pada tahun 1988 sistem ini dirubah dengan lebih
menekankan pada pengukuran petrographic.
Saat ini, sistem ini didasarkan pada vitrinite
reflectance dan reflectrogram,
komposisi maceral, FSI, VM, ash, sulfur, dan gross CV.
Metode Fuel
Ratio
Klasifikasi
berdasarkan perbandingan antara prosentase karbon tertambat dengan presentase
zat terbang dan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Comments
Post a Comment