Potensi Batubara di Sumatera Selatan

Sumber batubara di Sumsel cukup besar sekitar 22,24 miliar ton (48% dari total sumber daya batubara di Indonesia) tersebar di 8 kabupaten yaitu Kab. Musi Banyuasin, Banyuasin, Lahat, Musi Rawas, OKU, OKU Timur, OKI, Muara Enim dan Kota Prabumulih. Kualitas batubara Sumsel umumnya rendah, jenis lignit hingga subbituminous (5000-6500kkal/kg).
Jenis batubara ini cocok untuk bahan bakar PLTU Mulut Tambang. Saat ini sedang direncanakan pembangunan PLTU 2X100 MW di Banjarsari Kab. Lahat, dilakukan kajian PLTU 800 MW di Sungai Malam Kab. Musi Rawas dan PLTU 4X100 MW Bangko Selatan di Kab. Muara Enim serta beberapam proyek lainnya. Kebutuhan energy listrik di Sumsel cukup besar mencapai 1.500 MW menjelang tahun 2020, sedangkan pada waktu yang sama dapat terjadi krisis listrik yang hampir merata di Sumatera dan Jawa. Potensi PLTU Mulut Tambang memiliki prospek yang menjanjikan yaitu berapapun potensi PLTU yang akan dibangun di Sumsel akan dapat dipasarkan/diserap oleh kebutuhan listrik di Sumatera (interkoneksi Sumatera) dan Jawa (interkoneksi Sumatera-Jawa) bahkan diekspor di Negara Malaysia (interkoneksi Sumatera-Malaysia). Iklim investasi ini dapat menarik calon investor yang berminat dalam penambangan batubara di Sumsel sekaligus membangun usaha pertambangan untuk ekspor/domestik.


Geologi Batubara

Batubara Sumsel terdapat dalam formasi Muara Enim, Talang Akar dan Air Benakat, tetapi yang potensial terdapat pada formasi Muara Enim (berumur Miosin dan Pliosin). Sebenarnya meliputi di 11 kabupaten dengan peringkat yang berbeda yaitu lignit hingga antrasit.

Sumberdaya Batubara
 
Potensi cadangan batubara kab. Lahat 2,7 miliar ton, kab. Musi Banyuasin dan Banyuasin 3,49 miliar ton, kab. OKU dab OKUT 0,32 miliar ton dan Musi Rawas sekitar 0,8 miliar ton. Batubara tersebut tersebar pada 40 wilayah prospek yang sebagian telah dimiliki oleh beberapa perusahaan (KP & PKP2B). PT Batubara Bukit Asam dan PT Bukit Kendi saat ini mempunyai operasi penambangan di daerah Tanjung Enim dan sekitarnya dengan produksi 10 juta ton setahun. Sumberdaya batubara yang dimiliki oleh Bukit Asam di daerah kab. Muara Enim dan Lahat adalah sekitar 5,50 miliar ton.

Tabel Kualitas Batubara di Sumsel
Parameter
Lokasi
Muara Enim
Lahat
Muba
Mura
Proximate (% adb)
Moisture
12.57-41.04
4.40-29.80
25.01
17.90
Ash
3.88-8.79
2.72-7.06
5.15
5.00
Volatile Matter
33.65-42.48
35.43-41.09
35.93
35.40
Fix Matter
28.24-41.49
33.60-51.66
33.91
35.52
Calcrific Value kal/gr
4140
4694-7.185
4.870
5.090
Ultimate
Total Sulfur
0.15-0.57
0.18-9.61
0.69
0.20
Carbon
40.36-68.66
49.67-64.11
50.69
-
Hydrogen
3.39-5.70
3.92-8.83
6.93
-
Nitrogen
0.50-1.10
0.63-1.10
1.06
-
Oxygen
8.45-21.79
9.84-19.31
35.21
-
HGI
47-62
48-65
48
50
Petrography
Rymax
80-83
87
88
84
Vritinite
4-8
3
4
5
Intertinite
5-6
5
4
5
Liptinite
6-7
5
4
5
Mineral
0.46-0.55
0.38-1.10
0.42
0.41

Produksi Batubara

Produksi batubara Sumsel hanya mencapai 10 juta ton setiap tahunnya. Kendala yang dihadapi untuk meningkatkan kapasitas produksi batubara di Sumsel disebabkan oleh fasilitas sarana/prasarana yang tidak memadai dan ekonomis. Saat ini sedang direncanakan pembangunan pelabuhan Tanjung Api-api dengan fasilitas jalan kereta apinya (kepelabuhan tersebut) sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas ekspor komoditi Sumsel termasuk batubara.

Produksi Batubara Sumsel selama 5 tahun terakhir
Tahun
Produksi
Jumlah
Muara Enim
Lahat
2005
7.036.776
2.082.682
9.119.458
2006
6.320.292
2.930.639
9.250.931
2007
7.130.273
2.146.099
9.276.372
2008
7.933.582
2.477.190
10.410.772
2009
11.640.568
792.913
12.433.481
Jumlah
40.061.568
10.429.913
50.491.014


Penjualan Batubara Sumsel Dalam Negeri dan Luar Negeri
Tahun
Penjualan (ton)
Jumlah
Dalam Negeri
Ekspor
2005
7.047.776
2.492.201
9.540.089
2006
6.762.539
3.194.657
9.957.196
2007
3.126.922
3.808.057
6.934.979
2008
8.097.128
4.383.116
12.480.244
2009
7.547.714
4.416.311
11.964.025
Total
32.582.191
18.294.342
50.876.533

Pemakaian batubara untuk industri dan rumah tangga masih terus dikembangkan, diperkirakan dimasa mendatang pemanfaatan batubara akan berkembang seiring dikenalnya teknologi pengembangan batubara (UBC dan Liquefaction), berkembangnya pengguna briket dan semakin mahalnya harga BBM. Salah satu prioritas pembangunan Sumsel sebagai Lumbung Energi Nasional adalah pemanfaatan potensi energi batubara terutama berkalori rendah.
Ada 4 alasan mengapa batubara menjadi kebijakan energi daerah Sumsel diantaranya :
®  Dengan cadangan batubara 22,24 miliar ton, produksi nasional diprediksi mencapai 300 juta ton pada 2005. Saat ini, produksi Sumsel mencapai 10 juta ton sehingga mempunyai peluang besar meningkatkan produksi menjadi 50 juta ton/tahun untuk waktu lebih dari 400 tahun.
® Batubara telah ditetapkan sebagai sumber energi alternatif pengganti BBM hingga mencapai 33% komposisi energi mix nasional pada 2005.
®      Batubara mempunyai keunggulan dibanding energi lain dan dapat digunakan sejak 1915-1918 dalam bentuk padat atau diproses menjadi cair.
®      Harga jual yang kompetitif dibandingkan sumber energi lain.

Pada 1997 Bukit Asam membuka 2 lokasi tambang baru yaitu, Bukit Kendi dan Banko Barat. Bukit Asam dan Bukit Kendi melakukan penambangan batubara di wilayah Kab. Muara Enim dan Kab. Lahat. Saat ini pertambangan batubara Sumsel yang berbentuk Kuasa Pertambangan 90 KP dan Perjanjian Karya Pengusahaan Batubara 14 PKP2B.
Peluang bisnis batubara Sumsel cukup cerah kedepannya karena beberapa faktor diantaranya:
-         Batubara tersedia dalam jumlah besar (40 lokasi penyebaran)
-  Kualitas batubara Sumsel umumnya rendah yaitu jenis lignite hingga subbitumineous (5.000-6.500 kkal/kg) tetapi memiliki kadar sulfur dan abu rendah, oleh karena itu batubara peringkat rendah Sumsel baik digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik (PLTU Mulut Tambang).
-         Jarak yang cukup dekat dengan pasar potensial Asia.
-  Peluang PLTU Mulut Tambang dengan adanya interkoneksi Sumatera, Sumatera-Jawa, dan Sumatera-Batam-Singapura-Malaysia.
-  Tersedia fasilitas pelabuhan kargo batubara di Tanjung Api-api (dalam perencanaan).
-         Sumsel terletak dalam Segitiga Singapura-Johor-Riau.
-         Harga batubara yang semakin membaik sehubung dengan semakin sulitnya energi bahan bakar minyak.
-         Dapat dikembangkan sebagai bahan bakar cair (liquid faction coal) sebagaimana yang telah dilakukan percobaan melalui teknologi Up-graded Brown Coal (UBC) oleh BPPT, Nedo dan Kobe.

Saat ini masih terdapat beberapa wilayah blok batubara untuk ditawarkan kepada investor dalam bentuk KP atau PKP2B yang izinnya dapat dikeluarkan oleh Provinsi atau Kabupaten/Kota.
Pemanfaatan Batubara (Briket)

Briket batubara merupakan bahan bakar padat yang terdiri dari batubara ( + 85%), tanah liat, tepung tapioka dan Natrium Hidroksida. Briket batubara merupakan bahan bakar alternatif yang siap digunakan untuk menggantikan minyak tanah yang semakin langkah dan mahal. Adapun jenis batubara diantara Briket Super (Telur), produksi pabrik Tanjung Enim berbentuk telur berkarbonasi, tidak berasap dan tidak berbau. Briket Non Karbonasi, produksi pabrik Lampung, berbentuk telur tidak berkarbonasi. Briket Non Karbonasi Kubus, produksi pabrik Gresik, berbentuk kubus dengan 16 lubang. Keunggulan Briket yaitu lebih hemat, irit, panas dari nyala bara lebih tinggi, nyala bara cukup lama, nyala bara lebih bersih (tidak berjelaga) sehingga perabotan dan dapur tetap bersih, tidak berasap, tidak berbau sehingga rasa dan aroma makanan tidak berubah, tidak beracun (tidak berbahaya bagi manusia, binatang peliharaan/ternak), aman tidak beresiko meledak dan abu sisa pembakaran briket dapat dimanfaatkan sebagai abu gosok, alat penyulut briket, campuran pupuk serta campuran bahan bangunan. (Brosur Pemprov Sumsel Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi Prov. Sumsel, PRJ 10 Juni – 11 Juli 2010)

Comments

Popular Posts