Pengelolaan Aspek Lingkungan Penambangan Batubara
A. Pengelolaan Limbah Padat & Limbah B3
Perusahaan harus mengidentifikasi & mendaftar
semua limbah (padat & B3) yang ada di area kerja (ex: oli bekas & aki
bekas), setelah itu dilakukan evaluasi resiko setiap jenis limbah B3 dan
dibuat SOP (yang memenuhi semua syarat hukum, peraturan perundangan yang
berlaku & peraturan perusahaan) untuk mengendalikan limbah B3 yang
ada.
Semua limbah B3 harus disimpan dalam areal yang memiliki
tanggul (bunding) atau dalam tempat yang aman. Areal harus memenuhi
persyaratan desain yang ditetapkan & diberikan identifikasi khusus.
Hal yang perlu diperhatikan:
-
Aki bekas
(Lead Acid Battery), harus dikirim ke pengumpul aki yang bersertifikat
(memiliki izin & diakui)
-
Dilarang
membuang aki bekas on-site
-
Sebelum
dikirim, air asam dalam aki harus dikeluarkan, lalu dinetralisir dan diencerkan
dengan air sebelum dibuang ke settling pond
-
Baterei
jenis lain (nickel cadmium) bias dibuang di tempat sampah yang berlabel B3
-
Semua
limbah B3 harus dibuang di daerah yang telah diberi izin & tidak boleh
dibakar.
Penanganan limbah karet:
-
Ban bekas tidak termasuk limbah B3 tetapi diperlakukan khusus,
bisa dibuang di disposal
-
Sedangkan
karet bekas tidak boleh dibakar
-
Conveyor
belt & hydrolic hose bekas harus diperlakukan khusus dengan dipilah mana
yang mengandung oli atau material B3 lain, harus dibersihkan dulu sebelum
dibuang ke disposal
B. Pengelolaan Acid Mine Drainage (AMD)
AMD umumnya muncul dari batuan yang mengandung pyrite,
yg jika terekspos O2 (udara) saat penambangan maka akan teroksidasi membentuk
asam sulfat. Jika ada curah hujan yang cukup maka asam akan menimbulkan
timbunan dalam bentuk lindi (leachate). Proses tersebut dinamakan AMD.
Strategi komprehensif mengendalikan AMD:
1.
Pengelompokan
batuan berdasarkan potensi asamnya, dengan tes NAG (Net Acid Generation) yang
akan menghasilkan klasifikasi:
- NAF (Non Acid Forming)
- PAF (Potencially Acid Forming)
2.
Penanganan
selektif batuan sisa oleh operator penambangan, batuan PAF ditempatkan di
tengah tumpukan dan NAF di sekeliling tumpukan.
3.
Menutup/isolasi
batuan PAF di dalam disposal (waste dump) untuk meminimasi masuknya O2 ke dalam
disposal dan mengurangi pembentukan asam.
Untuk mencegah timbulnya AMD atau danau dengan pH
rendah, tidak boleh terjadi genangan air 1 pit yang lama jika ada batubara yang
terbuka (exposed). Batubara yang terbuka harus ditutup dengan topsoil atau
material OB sebelum pit digenangi air.
C. Pengelolaan Limbah Cair
Pengelolaan limbah cair seperti Pit wastewater, mine
tailing dam biasa dilakukan melalui settling pond. Sebuah settling pond adl
kolam yang digunakan utk mengendapkan Lumpur & sisa asam yg lolos dr proses
netralisai AMD.
Spesifikasi Settling Pond
Parameter
|
Tipe
Kolam
|
|||||
Aerobic low rate
|
Aerobic high rate
|
Aerobic maturation
facultative
|
Aerobic anaerobic
|
Aerobic pond
|
Aerated lagoon
|
|
Aliran air
|
Intermittent-campuran
|
Intermittent-campuran
|
Intermittent-campuran
|
Lapisan permukaan
campuran
|
Tercampur penuh
|
|
Luas (Acre)
|
< 10
|
0,5 – 2
|
2 – 10
|
2 – 10
|
0,5 – 2
|
2 – 10
|
Waktu detensi (hari)
|
10-40
|
4-6
|
5-20
|
5-30
|
20-50
|
3-10
|
Kedalaman (feet)
|
3-4
|
1-1,5
|
3-5
|
4-8
|
8-16
|
6-20
|
PH
|
6,5-10,5
|
6,5-10,5
|
6,5-10,5
|
6,5-8,5
|
6,5-7,2
|
6,5-8
|
Suhu (C)
|
0-30
|
5-30
|
0-30
|
0-50
|
6-50
|
0-30
|
D. Pengelolaan Reklamasi Lahan & Penanaman Kembali
Semua
lahan yang dieksploitasi penambangan harus direhabilitasi (dikembalikan ke
fungsi semula yang aman & produktif). “Persyaratan Pemerintah”. Beberapa
pit akan diisi dengan waste rock, dan yang lain menjadi danau. Penanaman
kembali biasanya dilakukan di atas topsoil yang telah dipindahkan.
Sebelum
memindahkan OB, maka topsoil terlebih dahulu
dipindahkan ke tempat yang aman (yang direncanakan untuk ditanami kembali).
Lapisan topsoil sekitar 1 m ketebalannya. Penumpukan kembali tidak boleh
melebihi 3 m untuk mencegah terganggunya kesuburan tanah.
1.
Topsoil (tanah yang mengandung
unsur organik)
Warnanya
biasanya coklat muda, tebalnya sekitar 0,5 m. Mengandung unsur hara,
akar, dan mikroorganisme yang berguna untuk revegetasi.
2.
Subsoil (lebih sedikit unsur
organiknya)
Warnanya
biasanya agak kekuningan dan merupakan tanah lempung. Juga dibutuhkan
untuk revegetasi & penting untuk membangun penutup dam (Sebagai tanah
kompak).
3.
OB diangkut
dari pit dengan HD (haul truck) sedekat mungkin dengan bentuk final dump untuk
mengurangi pembentukan dengan bulldozer (meminimasi biaya).
Comments
Post a Comment