Karakteristik Batubara untuk PLTU
Karakteristik
pembakaran batubara dalam sebuah pembangkit listrik terutama dipengaruhi oleh :
1. Kualitas atau
karakteristik batubara.
2. Batasan yang ditentukan oleh
desain boiler.
3. Posisi burner, konfigurasi fisik dan
luas perpindahan panas dalam ketel uap (boiler).
Mengingat hal tersebut di atas, maka idealnya desain suatu pembangkit
listrik berbahan bakar batubara dibuat berdasarkan kualitas batubara yang akan
digunakan. Atau sebaliknya, batubara yang dipasok untuk sebuah pembangkit listrik
seharusnya sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan. Sering terjadi,
keterlambatan pasokan batubara sesuai spesifikasi menyebabkan digunakannya
batubara lain yang kualitasnya tidak memenuhi spesifikasi. Hal ini dapat
mengganggu kelancaran pengoperasian pembangkit listrik.
Beberapa pengaruh yang dapat terjadi
jika menggunakan batubara di luar spesifikasi (off design) pada
pembangkit yang telah ada (existing) diantaranya adalah kinerja
penggerus, pengendapan abu (slagging dan fouling), dan
karakteristik serta efisiensi pembakaran.
“Kinerja mesin penggerus (pulverizer)
biasanya berhubungan dengan nilai kalor dan sifat ketergerusan (HGI, hardgrove
grindability index)” (Savage, 1974). Apabila digunakan batubara dengan
kalori lebih rendah dari spesifikasi, maka diperlukan jumlah batubara yang
lebih banyak, sehingga penggerus kemungkinan perlu ditambah atau penggerus
cadangan perlu dioperasikan. Operasi PLTU tanpa penggerus cadangan ini sangat
riskan dan dapat mengganggu kelangsungan operasi PLTU. HGI menentukan cocok tidaknya
batubara dengan penggerus yang ada. Batubara keras atau dengan HGI rendah tidak
cocok digerus pada penggerus yang dirancang untuk batubara lunak (HGI tinggi).
“Pengendapan (deposisi) abu pada
permukaan area perpindahan panas pada sebuah ketel uap adalah salah satu
masalah yang paling serius yang dapat terjadi jika menggunakan batubara diluar
spesifikasi. Kecenderungan pembentukan endapan abu tergantung komposisi dan
titik leleh abu batubaranya. Selain kinerja mesin penggerus dan pengendapan abu, penggunaan
batubara diluar spesifikasi juga dapat mengganggu karakteristik dan efisiensi
pembakaran. Jika pembakaran tidak sempurna, maka efisiensi menurun dan kadar
karbon dalam abu meningkat. Hal ini dapat mengganggu kinerja electrostatic precipitator yang berfungsi menangkap abu terbang (fly
ash) dan selanjutnya juga mempersulit pemanfaatan abu” (Slamet Suprapto, 2009).
Tabel
berikut ini adalah contoh dari spesifikasi batubara yang dipergunakan untuk
PLTU Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Data yang diperoleh adalah
berdasarkan nilai kontrak pada tahun 2008.
Spesifikasi
Batubara untuk Pembangkit Listrik
ANALYSIS
|
RANGE
|
TYPICAL
|
Proximat Analysis (ar, % by wt) :
- Volatile Matter
- Fixed Carbon
- Total Moisture
- Ash Content
Hardgrove Grindability Index (HGI)
Heating Value (ar, Kcal/kg) :
- Net Calorific Value
- Gross Calorific Value
Ultimate Analysis (ar, % by wt) :
- Carbon
- Hydrogen
- Nitrogen
- Oxygen
- Sulfur
Ash Analysis (ar, % by wt) :
- Silica
- Iron
- Alluminium Dioxide (Al2O3)
- Calsium Oxide (CaO)
- Magnesium Oxide (MgO)
- Sodium Oxide (Na2O)
- Potasium Oxide (K2O)
Fusion Point of Ash (in
reducing atmosphere, o C) :
- Initial Deformation
- Fluid
Ukuran butiran :
- Lolos ayakan 50
mm, 95 %
- Lolos ayakan >
50 mm, 5 %
|
33,47 – 43,22
32,10 – 43,50
17,38 – 32,23
2,27 – 19,72
41,00 – 60,00
3681 – 4967
4047 – 5309
52,94 – 80,57
3,54 – 8,99
0,41 – 1,37
9,37 – 24,63
0,07 -2,49
37,10 – 67,40
2,50 – 10,78
7,40 – 34,50
1,50 – 8,40
1,40 – 4,40
1,80 – 6,60
0,20 – 0,70
782 – 1500
896 – 1580
|
40,00
37,00
28,00
8,00
48,00
4620
5000
56,23
5,31
0,75
13,78
1,00
54,62
5,40
22,54
2,40
2,40
4,10
0,30
1250 Appr
1350+
|
Sumber : PLTU Bukit Asam, 2008
Comments
Post a Comment