Fouling dan Slagging
Slagging dan fouling adalah fenomena
menempel dan menumpuknya abu batu bara yang melebur pada pipa penghantar panas
(heat exchanger tube) ataupun dinding boiler. Kedua hal ini
sangat serius karena dapat memberikan dampak yang besar pada operasional boiler,
seperti masalah penghantaran panas, penurunan efisiensi boiler,
tersumbatnya pipa, serta kerusakan pipa akibat terlepasnya clinker.
Keseluruhan masalah yang timbul tadi sering pula disebut dengan clinker
trouble. Fenomena menempelnya abu ini terutama dipengaruhi oleh suhu
melebur abu (ash fusion temperature, AFT) dan unsur – unsur dalam
abu. Selain kedua faktor tadi, evaluasi terhadap masalah ini juga dapat
diketahui melalui perhitungan rasio terhadap beberapa unsur tertentu dalam abu.
Penilaian terhadap slagging & fouling
ini perlu dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai faktor, karena
terkadang hasilnya tidak akurat apabila hanya mendasarkan diri pada satu aspek
saja. Karena terdapat banyak faktor yang terlibat dalam penilaian tersebut, maka
disini hanya akan dijelaskan metode evaluasi yang umum dilakukan.
Dalam Muhjidin (2006), tertulis bahwa
“hasil analisa abu umumnya unsur-unsur mayor dalam abu atau batuan sebagai
bentuk oksidanya yang dapat dibagi menjadi tiga golongan (dalam hal ini istilah asam dan basa menurut definisi dari ahli geologi
bukan istilah dari ahli kimia)”. Adapun tiga golongan oksida tersebut
adalah :
a) Oksida Asam : SiO2, Al2O3,
dan TiO2.
b) Oksida Basa : CaO, MgO, Fe2O3,
dan Alkali (Na2O + K2O).
c) Oksida lainnya : SO3, P2O5.
Selain unsur-unsur mayor juga terdapat
unsur-unsur minor dalam abu batubara (yang dimasukkan dalam kategori oksida
lainnya), serta terdapat unsur runut (trace
elements) seperti Sb, Be, Cu, U, Ge dan sebagainya.
Untuk mengetahui apakah abu yang
dihasilkan masuk kedalam batubara jenis lignit atau bituminus, dapat ditentukan
dari perbandingan kandungan CaO, MgO dan Fe2O3. Abu lignit
jika (CaO + MgO)/Fe2O3 > 1,0 dan abu bituminus jika
(CaO + MgO)/Fe2O3 < 1,0
Slagging
menunjukkan berakumulasinya kerak (endapan) yang meleleh atau lengket pada
permukaan pemindah panas (heat transfer
surface) yang terletak di dalam ruang pembakaran. Faktor slagging dari abu digunakan untuk
meramalkan derajat pembentukan kerak slag
meleleh pada dinding tungku pembakaran. Faktor slagging (Rs) dari abu batubara jenis bituminus dihitung
menggunakan rumus :
Dalam
persamaan ini, Basa/Asam yang dinyatakan dalam persen berat, menunjukkan suhu
leleh dan viskositas slag, sedangkan
persen S (belerang) menunjukkan banyaknya pirit yang ada dalam batubara dan
akan mempengaruhi keadaan oksidasi dari besi dalam slag. Potensi slagging
untuk abu pada batubara bituminus adalah dalam tabel 2.5, sedangkan faktor slagging untuk abu pada batubara lignit
dihitung dari hasil penentuan AFT, yaitu :
Dimana :
Rs adalah
faktor slagging, dan r/o adalah
reduksi/oksidasi
Untuk batubara
lignit dan bituminus, persamaan faktor slagging
dapat menggunakan besaran suhu viskositas.
Fouling
didefinisikan sebagai bentuk endapan abu yang menahan pemindahan panas atau
menghalangi aliran gas-gas kebagian-bagiannya. Ada tiga jenis fouling yang dapat dibedakan yaitu fused-slag deposits yang terbentuk pada
permukaan yang terkena pemindahan panas radiasi (dinding tungku dan superheater), high-temperature bonded deposits yang terbentuk pada permukaan
panas konveksi di daerah superheater,
dan low-temperature deposits yang
terbentuk pada permukaan panas konveksi di daerah economizer dan air heater.
Fused-slag
merusak oksida logam pelindung pada permukaan, jadi akan mempercepat terjadinya
oksidasi. Zat pengikat dalam high-temperature
deposits umumnya berasal dari logam-logam alkali seperti NaCl, KCl dan
sebagainya. Low-temperature deposits
disebabkan oleh mengembunnya uap air dan penangkapan fly ash (abu terbang). Faktor fouling
(Rf) dari abu batubara jenis bituminus dihitung menggunakan rumus :
Potensi fouling untuk abu lignit dapat
didasarkan pada kandungan Na2O dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Jika CaO + MgO + Fe2O3 > 20% abu batubara
Na2O
< 3, potensi fouling rendah
3 < Na2O < 6, potensi fouling menengah sampai tinggi
6
< Na2O, potensi fouling berat
2. Jika
CaO + MgO + Fe2O3 < 20% abu batubara
Na2O
< 1,2, potensi fouling rendah
sampai menengah
1,2 < Na2O < 3, potensi fouling tinggi
3 < Na2O, potensi fouling berat
Comments
Post a Comment